Pemanfaatan Limbah Cair Kopi Sebagai Pupuk Organik

Limbah cair dari proses olah basah buah kopi, bagi petani masih menjadi masalah utama. Petani kesulitan dalam membuang limbah tersebut. Pencemaran limbah kopi berdampak buruk lingkungan baik udara, tanah dan air. Terjadinya perubahan metode pengolahan kopi dari metode kering menjadi metode semi basah ternyata menimbulkan dampak peningkatan volume limbah cair yang dihasilkan. Pencemaran tertinggi pada saat panen raya kopi. Apalagi limbah cair kopi olah basah yang dihasilkan tersebut belum dapat ditangani sepenuhnya sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada kesehatan petani kopi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pencegahan pencemaran limbah cair kopi secara ekologis (ramah lingkungan) saat ini berkembang melalui pendekatan teknologi organik yang dianggap memiliki dampak minimal terhadap lingkungan serta bagian upaya pendekatan sanitasi lingkungan yang berkelanjutan. Alternatif penanganan limbah cair proses pengolahan kopi yang ramah lingkungan adalah dengan cara pengolahan limbah cair kopi olah basah menjadi pupuk organik cair. Penerapan teknologi organik dalam pengolahan limbah cair kopi olah basah dapat dilakukan sebagai berikut: Teknik Olah Limbah Cair Kopi Proses awal pengolahan limbah menjadi pupuk organik cair maka dibutuhkan proses pembuatan media tumbuh mikroba. Bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai sumber fermentor yang disebut dengan MOL diisolasi dari bahan-bahan : Kulit kopi 1 kg. Gula merah 1 kg. Buah pepaya yang sangat matang 1 kg. Daun bambu yang sudah berjamur satu ikat. Dedak 0.25 kg. Air cucian beras 15 liter. Air kelapa tua 2 liter. Selanjutnya bahan-bahan tersebut dihancurkan dan ditampung untuk menghasilkan larutan media tumbuh mikroba. Media diperam selama 14 hari apabila menghasilkan bau beraroma bagus maka media ini berhasil dan sebaliknya bila bau busuk berarti gagal dan dapat dibuat baru lagi. Setelah mikroba berhasil dibiakkan maka media larutan ini digunakan untuk memfermentasi limbah cair olah kopi basah. Pada saat fermentasi media diaktifkan kembali dengan memberikan gula merah 100 gram per liter diencerkan 10 kali dan diaduk agar merata, didiamkan selama 1-2 jam. Setelah itu larutan media digunakan untuk memfermentasi limbah kopi. Volume untuk memfermentasi limbah adalah minimal 1 liter MOL untuk 1000 liter limbah. Selanjutnya setelah limbah diaduk agar mikroba merata maka tempat media ditutup rapat dengan terpal dan diperam selama 14 hari.